Teori-Teori Pilihan Karir Menurut Para Ahli
Para ahli yang mengembangkan teori-teori pilihan karir
antara lain diungkapkan oleh: Peter M. Blau (1950), Donald E. Super (1957),
John Holland (1959), dan David V. Tiedeman (1989) sebagai berikut.
A. Peter M. Blau (1950)
Menurut Peter M. Blau (Sukardi, 1987: 86) arah pilihan karir seseorang
merupakan suatu proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor penunjang maupun faktor penghambat bagi seseorang dalam membuat
keputusan karir. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam pembuatan
keputusan karir di antaranya sebagai berikut: pengalaman sosial, interaksi
dengan orang lain, potensi-potensi yang dimiliki, aspirasi orang tua, keadaan
sosial ekonomi orang tua, pengetahuan tentang dunia kerja, minat, pertimbangan
pilihan karir, serta keterampilan dalam pembuatan keputusan karir.
Pilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan didorong oleh faktor adanya
kecenderungan untuk mendapatkan ganjaran dan faktor pengharapan terhadap
terjadinya perubahan.
Faktor-faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan menurut Peter M.
Blau (Sukardi, 1987: 88) terdiri dari delapan macam, di antaranya yaitu:
1.
Tuntutan anggota baru untuk mendapat libur atau
cuti lebih awal dan lebih lama.
2.
Faktor kebutuhan fungsional, misalnya teknik
kualifikasi.
3.
Faktor kebutuhan non fungsional, yaitu suatu
seleksi yang didasarkan atas dasar
kriteria yang tidak relevan.
kriteria yang tidak relevan.
4.
Ganjaran (reward), seperti gaji (income),
prestise, tenaga, dan lain-lain.
5.
Faktor informasi yang lengkap yang berpengaruh
dalam memasuki pekerjaan.
6.
Keterampilan teknik pekerjaan dalam berbagai
macam.
7.
Karakteristik sosial pekerja yang berpengaruh
dalam penmbuatan keputusan.
8.
Faktor orientasi nilai masyarakat yang relatif
menentukan signifikasi perbedaan
ganjaran (reward) yang akan diterima.
ganjaran (reward) yang akan diterima.
Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan dipilih oleh seseorang. Pada hakikatnya, setiap individu akan mengumpulkan informasi mengenai karir yang akan dipilihnya. Informasi yang dikumpulkan oleh seorang individu di antaranya adalah faktor-faktor yang telah disebutkan di atas.
B. Donald E. Super (1957)
Super (Sharf, 1992: 121) menjelaskan bahwa dalam kematangan bekerja dan
konsep diri (self-concept) merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan.
Pada teori tersebut Donald E. Super masih menjelaskan masalah perkembangan atau
pemilihan jabatan secara umum.
Teori perkembangan jabatan menurut Donald E. Super (anieq et al., 2004)
yaitu sebagai berikut:
1.
Setiap orang memiliki perbedaan individual,
sebab setiap orang memiliki kemampuan,
minat, dan ciri-ciri kepribadian yang berbeda.
minat, dan ciri-ciri kepribadian yang berbeda.
2.
Setiap individu memiliki kecakapan (potensi)
untuk mencapai sukses atau kepuasan
untuk sejumlah pekerjaan tertentu.
untuk sejumlah pekerjaan tertentu.
3.
Setiap jenis pekerjaan menuntut pola khas dari
kemampuan, minat, nilai-nilai, dan
sifat-sifat kepribadian.
sifat-sifat kepribadian.
4.
Preferensi dan kompetensi jabatan akan mengalami
perubahan karena waktu dan
pengalaman, karena membuat pilihan dan penyesuaian merupakan proses yang kontinu.
pengalaman, karena membuat pilihan dan penyesuaian merupakan proses yang kontinu.
5.
Proses perkembangan melewati lima tahapan
kehidupan, yaitu tahap
pertumbuhan (growth), eksplorasi (eksploration), pembentukan (establishment),
pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran (decline). Kemudian pada tahap
eksplorasi dibagi kembali menjadi tahap fantasi, tentatif, dan tahap realistis.
Sedangkan pada tahap pembentukan dibagi menjadi tahap mencoba (trial) dan
tahap yang mentah (stable).
pertumbuhan (growth), eksplorasi (eksploration), pembentukan (establishment),
pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran (decline). Kemudian pada tahap
eksplorasi dibagi kembali menjadi tahap fantasi, tentatif, dan tahap realistis.
Sedangkan pada tahap pembentukan dibagi menjadi tahap mencoba (trial) dan
tahap yang mentah (stable).
6.
Pola karir pada umumnya ditentukan oleh tingkat
sosial ekonomi keluarga,
kemampuan mental, kepribadan, dan kesempatan (faktor internal dan eksernal).
kemampuan mental, kepribadan, dan kesempatan (faktor internal dan eksernal).
7.
Perkembangan tingkat kehidupan (life stage) atau
arah pilihan jabatan seseorang
selalu berkembang dan dapat diarahkan dengan mempermudah proses kematangan
kemampuan, minat, mengembangkan konsep diri, serta kesempatan yang
cukup memadai.
selalu berkembang dan dapat diarahkan dengan mempermudah proses kematangan
kemampuan, minat, mengembangkan konsep diri, serta kesempatan yang
cukup memadai.
8.
Proses perkembangan jabatan penting dalam
mengembangkan dan melaksanakan suatu
konsep diri.
konsep diri.
9.
Proses perpaduan antara faktor individual dan
sosial atau antara konsep diri dengan
kenyataan (reality testing). Interaksi antara individu dengan lingkungan yang
membentuk pola karir.
kenyataan (reality testing). Interaksi antara individu dengan lingkungan yang
membentuk pola karir.
10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup sangat
bergantung pada luasnya individu dapat
menyalurkan potensi-potensi, kepribadian dan nilai-nilai yang dimilikinya.
menyalurkan potensi-potensi, kepribadian dan nilai-nilai yang dimilikinya.
C. John Holland (1959)
John Holland (Sharf, 1992: 45) memandang bahwa pilihan karier dan
penyesuaian karir merupakan pengembangan dari kepribadian seseorang. Individu
mengekspresikan dirinya, ketertarikan, dan nilai-nilai melalui pilihan karir
mereka. Teori ini mengemukakan bahwa adanya hubungan antara pemilihan karir
dengan tipe kepribadian yang dimiliki individu dan penting sekali membangun
keterkaitan atau kecocokan antara dua hal tersebut.
Holland mengakui bahwa teori hanya dapat menjelaskan sebagian dari
variabel-variabel yang mendasari pilihan karir. Dia menyatakan bahwa model
teoretis dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelas sosial, kecerdasan,
dan pendidikan. Dengan pemahaman itu, ia melanjutkan untuk menetapkan bagaimana
individu dan lingkungan saling berinteraksi melalui pengembangan terpisah enam
tipe: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, dan
Konvensional.
Tiga konstruksi penting bagi konseptualisasi dan penggunaan tipe
kepribadian Holland dalam konseling adalah kesesuaian, perbedaan, dan
konsistensi. Ini mengacu pada hubungan antara kepribadian dan lingkungan
(kesesuaian), hubungan antara lingkungan dan kepentingan relatif
(diferensiasi), dan hubungan tipe satu sama lain (konsistensi).
Pokok pikiran yang mendasari teori Holland (Manrihu, 1992: 70) yaitu
sebagai berikut.
1.
Individu dapat dikategorikan menjadi enam tipe
kepribadian, yaitu: realistik, investigatif,
artistik, sosial, giat (suka berusaha), dan konvensional.
artistik, sosial, giat (suka berusaha), dan konvensional.
2.
Dalam menentukan pilihan karir, individu di
arahkan untuk memilih lingkungan pekerjaan
(okupasional) yang sesuai dengan tipe kepribadiannya.
(okupasional) yang sesuai dengan tipe kepribadiannya.
3.
Individu mempelajari lingkungan-lingkungan
pekerjaan dan melatih keterampilan dan
kemampuannya, mengekspresikan
sikap-sikap dan nilai-nilai, dan menerima masalah
masalah serta peranan-peranan yang sesuai.
masalah serta peranan-peranan yang sesuai.
4.
Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi
antara kepribadian dengan ciri-ciri
lingkungannya.
Dalam proses pilihan pekerjaan,
Holland (Sukardi, 1987: 81) bependapat bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor diri dan faktor lingkungan. Faktor diri meliputi
pengetahuan tentang diri (self-knowledge), evaluasi diri (self-evaluation), dan
pengetahuan karir (arah atau luasnya pekerjaan). Sedangkan faktor lingkungan
meliputi potensi lingkungan, tekanan sosial yang bersumber dari keluarga dan
teman, penilaian atasan dan potensi dari atasan, serta batasan-batasan yang
berasal dari sumber sosial ekonomi dan lingkungan fisik.
John Holland mengemukakan bahwa
pengetahuan diri mempunyai peranan meningkatkan (increase) atau mengurangi
(decrease) ketepatan pilihan seseorang. Pengetahuan diri diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk membedakan berbagai kemungkinan lingkungan yang
dipandang dari sudut kemampuan yang dimiliki oleh individu itu sendiri.
Penilaian diri (self-evaluation) berbeda dengan pengenalan diri. Penilaian diri
lebih menitikberatkan pada penghargaan terhadap dirinya, sedangkan pengetahuan
diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya
sendiri. Penilaian diri yang terlalu tinggi mengakibatkan pilihan yang melebihi
kecakapannya atau aspirasi yang tidak realistis, dan penilaian yang kurang
menyebabkan pilihan di bawah kecakapan atau aspirasi yang tidak realistis.
Teori Holland oleh banyak pakar
psikologi vokasional dinilai sebagai teori yang komprehensif karena meninjau pilihan
okupasi sebagai bagian dari keseluruhan pola hidup seseorang dan sebagai teori
yang mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian sejauh menyangkut
model-model lingkungan serta tipe-tipe kepribadian. Kelemahan dalam teori ini
adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe
kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan
itu serta akumulasi rentang umur. Mengenai tahap atau tingkat yang dapat
dicapai oleh seseorang dalam bidang okupasi tertentu (occupational level),
Holland menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan
sekolah tertentu, namun dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi dalam hal ini, seperti taraf aspirasi seseorang (Winkel &
Hastuti, 2005: 639).
D. David V. Tiedeman (1989)
David V. Tiedeman (Sharf, 1992: 304) mengemukakan bahwa keputusan untuk
memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentetan akibat
dari keputusan-keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap kehidupannya di
masa lalu.
Pembuatan keputusan menurut David V. Tiedeman dibagi menjadi dua periode,
yaitu periode antisipasi (anticipation) dan periode implementasi
(implementation). Kedua periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan
karir. Perkembangan pekerjaan itu diorientasikan dari keputusan mengenai
sekolah, kerja dan kehidupannya.
1.
Periode Antisipasi (The Period of Anticipation)
Tiedeman dan O’Hara (Sharf, 1992: 307) membagi antisipasi dalam membuat
keputusan karir menjadi empat proses, yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan,
dan klarifikasi. Miller dan Tiedeman (1989) menegaskan bahwa tahapan tersebut
sebagai panduan (guideline) dalam mengantisipasi suatu keputusan.
keputusan karir menjadi empat proses, yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan,
dan klarifikasi. Miller dan Tiedeman (1989) menegaskan bahwa tahapan tersebut
sebagai panduan (guideline) dalam mengantisipasi suatu keputusan.
a.
Eksplorasi
Eksplorasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif
keputusan yang akan diambil. Melalui eksplorasi ini, individu mengetahui dengan
jelas konsekuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut.
Eksplorasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif
keputusan yang akan diambil. Melalui eksplorasi ini, individu mengetahui dengan
jelas konsekuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut.
b. Kristalisasi
Tiedeman dan O’Hara (Sharf, 1992: 308) berasumsi bahwa kristalisasi merupakan
sebuah stabilisasi dari representasi berpikir. Pada tahap ini, pemikiran dan perasaan
mulai terpadu dan teratur. Keyakinan atas pilihan yang akan diambil menguat.
Definisi tentang alternatif pilihan semakin jelas.
Tiedeman dan O’Hara (Sharf, 1992: 308) berasumsi bahwa kristalisasi merupakan
sebuah stabilisasi dari representasi berpikir. Pada tahap ini, pemikiran dan perasaan
mulai terpadu dan teratur. Keyakinan atas pilihan yang akan diambil menguat.
Definisi tentang alternatif pilihan semakin jelas.
c.
Pemilihan
Sama halnya dengan perkembangan kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi.
Masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu
mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai
pilihan karir masa depan. Sehingga pada tahap ini individu percaya atas pilihannya.
Sama halnya dengan perkembangan kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi.
Masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu
mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai
pilihan karir masa depan. Sehingga pada tahap ini individu percaya atas pilihannya.
d. Klarifikasi
Ketika seorag induvidu membuat keputusan lalu melakukannya, mungkin dalam
perjalanannya ada yang lancar mungkin ada yang mempertanyakan kembali karena
kebingungan. Pada saat individu mengalami kebingungan, seharusnya individu
tersebut melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan pemilihan
alternatif kembali dan seterusnya.
Ketika seorag induvidu membuat keputusan lalu melakukannya, mungkin dalam
perjalanannya ada yang lancar mungkin ada yang mempertanyakan kembali karena
kebingungan. Pada saat individu mengalami kebingungan, seharusnya individu
tersebut melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan pemilihan
alternatif kembali dan seterusnya.
2.
Periode Implementasi dan Penyesuaian (The Period
of Implementation and Adjustment).
Periode implementasi dan penyesuaian ini oleh David V. Tiedeman (Sharf,
1992: 310)
digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu: tahap induksi (induction),
tahap transisi (transitition), dan tahap mempertahankan (maintenance).
digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu: tahap induksi (induction),
tahap transisi (transitition), dan tahap mempertahankan (maintenance).
a.
Tahap Induksi
Tahap ini terjadi atau dimulai dari pengalaman dan
kesimpulan yang diteliti.
Individu mengorganisir karir dari tujuan individu ke dalam interaksi yang
berhubungan dengan masyarakat (misalnya melanjutkan sekolah atau pekerjaan).
Selama tahap ini, individu mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan
yang telah dicapainya. Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternatif
menjadi suatu bagian. Dalam arti lain, tujuan individu dan dunia kerja
berasimilasi dengan posisinya sebagai salah satu aspek yang memungkinkan
mendorongnya untuk berhasil.
Individu mengorganisir karir dari tujuan individu ke dalam interaksi yang
berhubungan dengan masyarakat (misalnya melanjutkan sekolah atau pekerjaan).
Selama tahap ini, individu mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan
yang telah dicapainya. Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternatif
menjadi suatu bagian. Dalam arti lain, tujuan individu dan dunia kerja
berasimilasi dengan posisinya sebagai salah satu aspek yang memungkinkan
mendorongnya untuk berhasil.
b.
Tahap Transisi
Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan
tujuan karir yang diambilnya. Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa
seseorang akan berhasil terhadap pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi
seorang individu masih mengalami tahap transisi berbagai keputusan yang
telah diambilnya, yaitu adanya berbagai kemungkinan bahwa individu
akan menyimpang arah.
Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan
tujuan karir yang diambilnya. Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa
seseorang akan berhasil terhadap pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi
seorang individu masih mengalami tahap transisi berbagai keputusan yang
telah diambilnya, yaitu adanya berbagai kemungkinan bahwa individu
akan menyimpang arah.
c.
Tahap Mempertahankan
Pada tahap mempertahankan, individu memelihara kaputusan karir yang
telah diambilnya. Prospek terhadap segala usahanya telah menuju kepada status
di masa mendatang dan seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.
Pada tahap mempertahankan, individu memelihara kaputusan karir yang
telah diambilnya. Prospek terhadap segala usahanya telah menuju kepada status
di masa mendatang dan seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.
Daftar Pustaka
Manrihu, Muhammad Thayeb. (1992). Pengantar Bimbingan dan
Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara.
Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development
Theory to Counseling. California: Brooks/ Cole Publishing Company.
Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karir di
Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winkel, W.S & Sri Hastuti. (2005). Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.
http://dachulovers.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar