Stress adalah suatu kondisi anda yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait
dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban
rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan
kurang terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas
dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi
peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh,
banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet
sebagai tantangan positif yang
menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari
pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti
berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja,
beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi
dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres
hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan
memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres
hambatan.
Sumber-sumber potensi stress
Faktor lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi
tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam
siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan
pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
Faktor organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat
menyebabkan stres. Tekanan untuk
menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban
kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan
kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya. Hal ini dapat
mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan
antarpribadi.
Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja (Stressor) Karyawan
Stres kerja yang dialami seseorang dipengaruhi oleh
faktor penyebab stres baik yang berasal dari dalam pekerjaan maupun dari luar
pekerjaan. Faktor penyebab stres kerja yang dibahas dalam penelitian ini hanya
faktor organisasional, yakni faktor yang berasal dari dalam pekerjaan yang
mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antarpribadi,
struktur organisasi, kepemimpinan organisasi, dan tahap hidup organisasi.
Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan
pekerjaan seseorang. Tuntutan
tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak
fisik pekerjaan. Sebagai contoh,
bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau dilokasi yang selalu terganggu oleh suara
bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin
pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi
sumber stres.
Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan
kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya
dalam organisasi. Konflik peran
menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi.
Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan
oleh karyawan. Tidak adanya
dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres,
terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi
pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa
orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi.
berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan
masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres.
Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar
pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi
karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. Studi terhadap
tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan
sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala
stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa
para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan
kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan
ini benar, faktor individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah
sifat dasar seseorang. Artinya, gejala
stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.
Akibat Stress
Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan,
jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan
selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala
fisiologis. Terdapat riset
yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan
detak jantung dan tarikan
napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan
ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan
adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga
muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan,
kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi
perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan,
selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap,
serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset
yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling
banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang
mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh
dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik
ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap
perubahan dalam intensitas stres.
Mengatasi Stress
Stres dapat diatasi atau diringankan dampaknya dengan
cara :
·
mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada rekan
kerja atau teman dekat atau " psikiater" bila memang perlu.
·
melakukan olahraga ringan.
·
mengkonsumsi bahan makanan kaya gizi.
·
menonton acara komedian atau lawak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar