Pada awalnya, industri hanya terdiri dari industri kecil dan menengah. pengerjaaanya juga banyak menggunakan tenaga manusia (buruh), jauh lebih banyak dibandingkan dengan sekarang. Kalaupun menggunakan mesin, mesin tersebut digerakkan oleh manusia atau hewan. Namun, semenjak revolusi industri, semuanya menjadi berubah drastis. Perubahan yang drastis ini telah banyak menimbulkan masalah, kemudian memunculkan suatu disiplin ilmu yang disebut Teknik Industri yang kemudian melahirkan psikologi industri dan psikologi industri ini menjadi bagian dari Teknik Industri. Dengan membaca sejarah Revolusi Industri ini, maka anda dapat mempelajari beberapa hal yang terkait dengan psikologi industri seperti masalah ketenagakerjaan dan memprediksi masa depan industri.
REVOLUSI INDUSTRI
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun
1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang
pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki
dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya di
dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa barat, Amerika Utara, Jepang,
dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar
dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan
pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita
negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang
dinyatakan oleh pemenang
Hadiah
Nobel,
Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan
yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang
memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor
kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
(1) Masa
perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia,
(2) tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia,
(3)
aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
(4) sistem hukum yang sederhana
yang memungkinkan pembentukan saham gabungan
perusahaan (korporasi), dan
(5)
adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana
terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia,
yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.
Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil,
pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara.
Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan,
perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya
peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang
berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran
dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di
kota-kota besar di Inggris.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri
adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya
para ilmuwan seperti
Francis Bacon,
René
Descartes,
Galileo Galilei serta adanya pengembangan
riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti
The Royal
Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of
Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber
daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan
oleh
Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui di
pertengahan abad ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti
John Clapham dan
Nicholas Crafts berpendapat
bahwa proses perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan
revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.
Produk domestik bruto (PDB) per kapita
negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan memunculkan
sistem ekonomi
kapitalis modern.
Revolusi
Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan
pertumbuhan ekonomi kapitalis.
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri"
ditemukan dalam surat oleh seorang utusan
Perancis bernama
Louis-Guillaume Otto pada
tanggal 6 Juli 1799, dimana dia menuliskan bahwa Perancis telah memasuki
era
industrialise..
Dalam
buku terbitan tahun 1976 yang berjudul :
Keywords: A Vocabulary of
Culture and Society,
Raymond Williamsmenyatakan
bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".
Revolusi
Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang mempengaruhi
kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya
digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun,
Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara
pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia)
kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan
demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang
relatif singkat.
Sebab-sebab
timbulnya Revolusi Industri
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris.
Adapun faktor-faktornya yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:
- Situasi
politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun
1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of Right sehingga
raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas
persejutuan parlemen.
- Inggris
kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di
samping itu, wol juga yang sangat menunjang industri tekstil.
- Adanya
penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan
meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin
tenun, mesin uap, dan sebagainya.
- Kemakmuran
Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat
menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di
Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai
banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
- Pemerintah
memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak
paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah
dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge
maka perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di
pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak
agar dapat menampung mereka.
Akibat Revolusi Industri
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri
yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat industri, seperti Revolusi, Manchester, Liverpool,
dan Birmingham.
Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi Industri juga membawa akibat yang
lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris
sendiri maupun di negara-negara lain.
Akibat di bidang ekonomi
Barang melimpah dan harga murah
Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha
industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses mekanisasi. Dengan
demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah.
Produksi barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta
dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.
Perusahaan kecil gulung tikar
Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi
relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah. Hal ini
membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak
mampu bersaing.
Perdagangan makin berkembang
Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah,
produksi lokal berubah menjadi produksi internasional. Pelayaran dan
perdagangan internasional makin berkembang pesat.
Transportasi semakin lancar
Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana
transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian, dinamika
kehidupan masyarakat makin meningkat.
Akibat di bidang sosial
Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota
dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota dengan kegiatan industrinya
menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota
untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan
pertanian.
Upah buruh rendah
Akibat makin meningkatnya arus
urbanisasi ke
kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang
menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi murah.
Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi
susah. Bahkan para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak
yang upahnya lebih murah.
Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok
pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau
pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan
pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang
hidup dalam kemiskinan.
Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu
pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain,
maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi
seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan
pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian
terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham
sosialis.
Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh
penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini
menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang
miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
- Tahun
1832 dikeluarkan Reform Bill atau
Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh
mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
- Tahun
1833 dikeluarkan Factory Act atau
Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan
jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan
pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah
tanah.
- Tahun
1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir
Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan
para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
- Makin
kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan
adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena
terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya,
makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
Akibat di bidang politik
Munculnya gerakan sosialis
Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha
mulai bergerak menyusun kekuatan untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka
kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan
sosialis dimotivasi oleh pemikiran
Thomas Marus yang
menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak
paham sosialis adalah
Karl Marx dengan bukunya
Das
Kapital.
Munculnya partai politik
Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus
menggalang persatuan. Apalagi dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen
mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni
Partai
Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha mengabungkan diri
ke dalam Partai Liberal.
Munculnya imperialisme modern
Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang
kuat dalam pemerintahan untuk melakukan imperialisme demi kelangsungan
industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu
perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan
mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang
murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.
*Back to :
psikologi-industri