Hallo....
Udah lama nggak nge-blog lagi.
Kali ini saya akan mereview performa ban motor dunlop dan zeneos.
Review kali ini mungkin akan
berbeda dengan blog-blog lain. Penasaran seprti apa ? Yuk langsung aja.
Dunlop :
Depan = 70/80 – 17 M/C 58P Type
D102 TL
Belakang = 120/70 – 17 M/C 58P
Type D102 TL ( http://www.dunlop.co.id// )
Zeneos :
Depan = 70/90 – 17 M/C 38P Type
ZN77 ( Info : http://www.zeneos-zn77.com/ )
Belakang = 120/80 – 17 M/C 58S
Type ZN62 ( Info : http://www.zeneos-zn62.com/ )
A. Depan
Belakang Dunlop
Percaya atau
tidak, MX King keluaran pertama pake Ban Dunlop langsung dari pabrikannya.
Biasanya Yamaha itu pakenya IRC. Sepertinya ini strategi marketing agar MX King
laku, dan setahun setelah pake MX-King, 2017 menjadi titik awal pertumbuhan
penjualan MX King.
Dari 0 – 17.000
km, Akselerasi yang diberikan Dunlop tak pernah pudar. Bayangin aja dengan oli
Yamalube Super Sport (Oli Standar Pabrikan Yamalube Sport), Akselerasi dari 60
– 90 km/jam, memuaskan. Manuver yang dirasa pun memuaskan. Namun semua berubah
ketika hujan, ban menjadi licin, sehingga kecepatan pun maksimal 70 km/jam
dengan rata-rata 60km/jam di jalan yang lebar dan tak terlau ramai. Pernah
suatu ketika melewati jalan raya aspal yang lebarnya cuma selebar jalan
perumnas, motor jatuh ke kanan dengan kecepatan 30 km/jam karena rem mendadak.
Sepertinya memang benar jika yang lain berkata Dunlop itu licin. Setelah
menempuh jarak 10.000 km, handling kurang nyaman sehingga perlu tenaga ekstra
untuk handling yang berakibat cepat lelah. Setelah 15.000 km, efek licin hilang
begitu saja dimana ban depan mulai botak dan ban belakang terasa mulai rapuh
ketika dipegang tangan. Untuk daya pengereman, bisa dibilang kurang tapi masih
bisa ditoleransi. Dengan daya pengereman yang kurang ini mengharuskan rider mengeluarkan
effort extra terutama saat rem mendadak. Kecepatan menurun perlahahn saat
melewati tanjakan yang cukup panjang padahal handle gas stabil. Di 16.900 km
alur tengah ban depan hilang dengan kondisi retak rambut di bagian Tread ban,
akhirnya ban depan diganti dengan Zeneos. Sementara itu ban belakang masih
Dunlop.
B. Depan
Zeneos, Belakang Dunlop
Setelah ganti ban
depan, handling terasa nyaman kembali bahkan cenderung lebih nyaman daripada
dengan ban depan Dunlop. Akselerasi masih sama, ngacir rek. Daya pengereman
untuk ban belakang masih sama, sementara ban depan mengalami peningkatan
sehingga cukup mengurang effort saat pengereman. Kecepatan menurun perlahan
saat melewati tanjakan padahal handle gas stabil (sepertinya ini karena ban
belakang Dunlop dan dari sini juga ketahuan seperi apa karakter Dunlop). Beberapa waktu saya baru sadar kalau ternyata Zeneos ZN77 lebih tinggi dari ban Dunlop dimana Zeneos 70/90 sementara Dunlop 70/80. Hal ini terasa saat melewati polisi tidur dimana biasanya bagian bawah bergesekan dengan polisi tidur. Tapi
terpaksa tidak dapat ngebut lagi semenjak motor kena lubang yang dalam sewaktu
melaju dikecepatan cukup tinggi sehingga ban mengalami kerusakan dimana bagian
samping ban retak , daya rekat ban pada velg turun plus kondisi Tread ban
bagian kanan sudah retak-retak. Akhirnya di 17.120 km ganti ban belakang dengan
merek Zeneos tapi beda tipe.
C. Depan
Belakang Zeneos
Dengan format ban
demikian, akselerasi di lintasan kering terasa turun drastis. Dari kecepatan 0
– 70 km/jam akselerasi sama seperti format Depan Belakang Dunlop, namun untuk
mencapai kecepatang 80 km/jam saja sulit. Secara keselurahan, performa motor
terasa seperti naik motor Revo keluaran pertama dengan ban standar pabrikan
(Federal Type F137; Depan = 70/90-17 M/C 38P, Belakang = 80/90-17 M/C 44P)
milik Bokap saat dilintasan kering. Otomatis gaya tarik tuas gas jadi kaya naik
Revo tapi dengan tenaga besar (tenaga 150cc) dan manuver tetap ala motor sport.
Karena gaya tarik tuas gas kaya naik Revo, bensin jadi lebih irit. Tapi sangat
mengejutkan ketika lintasan basah alias hujan, akselerasi berasa kaya Dunlop
dilintasan kering, tanpa efek licin sama sekali dan ban terasa nempel banget
sama aspal. Awesome !
ZENEOS 120/80 – 17 M/C 58S Type ZN62
Daya pengereman
meningkat (kalau dipresentasikan naik 40% dibanding format Depan Belakang
Dunlop) sehingga mengurangi effort pengereman yang berimbas berkurangnya
tingkat kelelahan saat berkendara. Kecepatan stabil saat melewati tanjakan yang
cukup panjang dengan handle gas stabil. Setelah ganti ban belakang saya baru
mengerti, ternyata penyebab pantat gampang pegal saat berkendara jauh (lebih
dari 15 km) adalah ban belakang sudah berkurang daya peredam guncangannya. Tadinya
mau ganti Busa Jok Motor, namun akhirnya batal. Lumayan besar biayanya kalau
harus ganti Busa Jok Motor. Dari pengalaman ini, kalau pantat terasa gampang
pegal saat menempuh jarak jauh, sebaiknya segera siapkan biaya untuk ganti ban
motor terutama bagian belakang walaupun ban motor masih terlihat layak pakai. Tentunya
dengan menyiapkan biaya penggantian ban dari jauh hari, ketika sudah waktunya
ganti tidak perlu pusing lagi bahkan bisa beli ban dengan kualitas premium
seperti Michelin bahkan Battlax. Urusan dengan polisi tidur, saat sendiri motor sama sekali tidak bergesekan dengan polisi tidur. Sementara saat boncengan masih bergesekan dengan polisi tidur terutama bagian Standar Utama (Main Stand).
[Review Depan
Belakang Zeneos masih berlanjut, jadi tunggu update selanjutnya].
Kesimpulan :
a. Dunlop
- Akselerasi
Kering = 8.5
Hujan = 8.5 (Safety First. Tidak direkomendasikan ngebut
saat lintasan basah).
- Daya Pengereman
Kering = 6
Hujan = 5
- Daya Cengkram (Grip)
Kering = 8.5
Hujan = 6
- Daya Redam Guncangan
Kering = 7
Hujan = 7
- Durability (Ketahanan)
Nilai = 9
- Handling
Kering = 7
Hujan = 6
- Manuver
Kering = 9
Hujan = 7
b.
Zeneos
- Akselerasi
Kering = 6
Hujan = 8.5
- Daya Pengereman
Kering = 8
Hujan = 7.5
- Daya Cengkram (Grip)
Kering = 8.5
Hujan = 8
- Daya Redam Guncangan
Kering = 8
Hujan = 8
- Durability (Ketahanan)
Nilai = 9.5
- Handling
Kering = 8
Hujan = 8
- Manuver
Kering = 7.5
Hujan = 8
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas performa Dunlop dan Zeneos. Mix n’ Match di atas terjadi tanpa terpikirkan oleh penulis sebelumnya. Tapi dari Mix n’ Match tersebut, saya rasa ini bisa jadi masukkan juga buat agan sekalian yang ingin performa maksimal tanpa harus merogoh kocek dalam dengan membeli ban premium. Ke depan saya akan mencoba ban premium seperti Michelin, Pirelli dan Battlax bila memungkinkan. Mohon Doa Restu dari agan sekalian. Terima Kasih.
Baca Juga :
Review Oli YAMALUBE di Jupiter MX KING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar